Informasi Dunia Maya Terkini | Andry Hanafi Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo - Andry Hanafi
Headlines News :
Home » , » Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo

Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo

Written By Unknown on Sabtu, 26 Januari 2013 | 23.33

Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Secara administrasi, Dieng mencakup Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Hingga tahun 1990-an wilayah ini tidak terjangkau listrik dan merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.




Objek pertama yang dikunjungi adalah Telaga Warna. Telaga Warna berada di dataran tinggi Dieng, Dieng adalah dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Kawasan Puncak Dieng ini memiliki banyak panorama alam yang menakjubkan, di antaranya Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Di sekitar telaga ini terdapat beberapa gua alam yang menyimpan legenda dan suasana mistis.  

Menurut masyarakat setempat, ada suatu kisah yang menyebabkan warna danau alias telaga itu berwarna-warni. Konon, dahulu ada cincin milik bangsawan setempat yang bertuah namun terjatuh ke dasar telaga. Sementara dari kajian ilmiah, telaga ini merupakan kawah gunung berapi yang mengandung belerang. Akibatnya, bila air telaga terkena sinar matahari akan dibiaskan menjadi warna-warni yang indah.



Di pertigaan jalur Menuju Kawah Sikidang  wisatawan akan disambut oleh plang yang bertuliskan "Welcome To DPT". DPT atau yang sering dikenal dengan Dieng Plateau Teater adalah sebuah pusat Interpretasi potensi alam dan budaya kawasan Dataran Tinggi Dieng.
DPT (Dieng Plateau Teater) dibangun atas gagasan Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto. DPT (Dieng Plateau Teater) merupakan sarana edukasi, yang dilengkapi dengan peralatan audio visual dengan menampilkan Potensi wisata dataran tinggi dieng berupa kejadian Geologi, Seni budaya, Obyek Wisata, serta kehidupan sosial masyarakat dieng. Dokumenter yang terdapat di DPT (Dieng Plateau Teater) selain menggunakan Bahasa Indonesia juga diterjemahan kedalam Bahasa Inggris, memungkinkan touris mancanegara dapat memahami setiap kejadian yang ditayangkan dalam dokumenter DPT (Dieng Plateau Teater).
DPT (Dieng Plateau Teater) ini hampir mirip dengan teater yang ada di museum kailasa hanya saja berbeda dari segi dokumenter dan arsitektur bangunanya. Secara fisik bangunan DPT (Dieng Plateau Teater) lebih megah dengan gaya naturalnya.
Secara administratif DPT Dieng Plateau Teater masuk kedalam Kabupaten Wonosobo, Dan Secara Geografis DPT (Dieng Plateau Teater) terletak di lereng bukit Sikendil dengan ketinggian lebih dari 2000 meter dari permukaan laut.
DPT (Dieng Plateau Teater) dapat menampung pengunjung dengan kapasitas 100 Buah kursi, dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti, Wc, Area parkir, dan makanan kecil yang disediakan oleh penduduk setempat.






Lanjut ke tempat selanjutnya menuju Kawah Sikidang.  Kawah Sikidang merupakan tempat favorit bagi wisatawan di kabupaten Banjarnegara, karena merupakan kawah vulkanik dengan lubang kepundan yang dapat disaksikan dari bibir kawah. Uap air dan lava berwarna kelabu selalu bergolak dan munculnya berpindah-pindah bahkan melompat seperti seekor kidang. Sehingga dikenal dengan nama Kawah Sikidang. Merupakan kawah vulkanik dengan lubang kepundan berada di daerah dataran sehingga dapat disaksikan langsung dari bibir kawah. Saat ini Kawah Sikidang masih berstatus aktif mengeluarkan uap panas sehingga menimbulkan air kawah yang mendidih dan bergejolak.



Di lokasi ini bau belerangnya sangat menyengat dan suhunya agak lumayan hangat, dikejauhan kita bisa lihat sumur geothermal tua yang masih beroperasi, energi panas bumi ini memang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di daerah Dieng ini kita banyak menemui pipa-pipa dan sumur sumber panas bumi di mana-mana, kawah di Sikidang adalah yang terbesar di Dieng.

Lanjut ke tempat berikutnya, yaitu Kompleks Candi Dieng. Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.










Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translate

メPirateZメ

Pengikut

KUNJUNGAN SITUS TERKINI

Sistema Enlaces Reciprocos
 


Copyright © 2013. Andry Hanafi